Bekerja Jangan Dimasukkan Hati

Di perusahaan tempat saya bekerja sekarang, banyak sekali fresh graduates yang bekerja disini. Tentunya hal ini baik bagi para lulusan baru tersebut, karena dengan begitu bisa saja pekerjaan yang sekarang bisa menjadi batu pijakan untuk kariernya di masa yang akan datang. Perusahaan tentunya juga mendapat untung, karena bisa mendapatkan tenaga kerja yang mungkin belum banyak kemauan dalam hal bekerja.

Dari beberapa rekan yang saya temui, beberapa fresh graduates memiliki kemampuan yang cukup baik dan potensi pribadi yang besar. Hanya saja ada hal yang menjadi masalah bagi mereka, yaitu masalah hati. Setiap atasan pasti memberi perintah setiap harinya. ingin ini, itu, lakukan ini itu dan banyak lagi. Tentunya untuk kepentingan perusahaan. Hanya saja, tentunya pribadi atasan tentunya pasti berbeda-beda, tergantuk wataknya masing-masing. Bagi atasan yang watak dan kepribadian yang baik, tentunya hal tersebut menjadi idaman bagi setiap bawahan, dengan alasan kenyamanan dalam bekerja.

Lalu bagaimana dengan yang sebaliknya? Bagaimana dengan atasan yang hanya sekedar perintah tanpa mengindahkan etika dalam bekerja? Pada rekan kerja saya (anggap saja si A), kasus yang dijumpai adalah atasan yang memang suka memerintah tapi masih dalam etika, hanya saja kadang keegoisannya menjadi masalah bagi teman saya.

Bagi saya itu hal yang bisa, namun tidak bagi rekan saya. Bagi saya dia terlalu mudah sakit hati. Menurut rekan kerja yang lain (anggap saja si B), si A masih belum mengerti dunia pekerjaan. Sebagai rekan kerja yang baik, saya diminta masukan bagi si A dan membantu mengatasi masalah ini. Mungkin dari Anda, ada yang punya pendapat? Monggo…

Iklan

Filed under: aku aneh, Curhat, dunia itu fana, opini